Menelisik Rumah Panggong, Rumah Adat Khas Belitong

Artikel dan Berita Tentang Belitung
Add to bookmarkAdded
Belitung Article #141
 
   8/04/2016
Location: Belitung VIEW 435744 LIKE 1289
RUMAH adat Belitong sudah tak mudah ditemui di Kabupaten Belitung. Rumah berbentuk panggung dengan lima bagian rumah ini sudah jarang digunakan masyarakat untuk tempat tinggal. Namun pemerintah daerah membangun satu unit rumah adat Belitong di komplek rumah dinas bupati.



Lokasi rumah adat tersebut dulunya milik warga tionghoa yang mendirikan warung. Kemudian pihak pemda membeli dan menjadikannya aset daerah. Pada tahun 2006 pemda mulai membangun rumah adat tersebut dan baru selesai tiga tahun kemudian.



Terdapat lima bagian rumah dengan fungsinya masing-masing pada rumah adat tersebut. Dengan bentuk memanjang ke belakang, rumah panggung ini semakin ke belakang semakin rendah alokasi dan fungsinya. Mulai dari teras di bagian depan hingga ruang untuk penjaga atau pembantu di rumah tersebut.



Bangunan utama rumah adat ini terbuat dari kayu nyatoh, bagian lantainya menggunakan kayu ulin dan bagian atap menggunakan kayu medang dan kayu seru. Kayu-kayu tersebut merupakan kayu yang berasal dari daerah sekitar Belitung.



Nuansa adat Belitong kental terasa saat pengunjung memasuki meniti tangga menaiki rumah adat tersebut. Suara gemerincing kembang goyang yang saling bergesekan karena tiupan angin menyambut siapapun yang memasuki rumah adat tersebut.



Kembang goyang tersebut merupakan ornamen pelengkap pada rumah adat untuk menyambut tamu yang datang. Pada zaman dulu, masyarakat asli Belitung membuat ornamen ini menggunakan daun lais. Namun saat ini ornamen tersebut terbuat dari seng dengan bentuk sama dengan aslinya.



Rumah dengan lima bagian ini dan berukuran cukup besar merupakan rumah adat untuk kalangan pejabat maupun bangsawan. Berbeda dengan rumah adat untuk kalangan masyarakat jelata yang hanya memiliki empat bagian rumah dan berukuran lebih kecil.



Ornamen lain yang membedakan antara rumah adat untuk bangsawan dan rakyat biasa adalah pada jumlah anak tangganya. Rumah adat kalangan bangsawan anak tangganya harus lebih dari tiga. Sedangkan untuk masyarakat biasa maksimal hanya tiga.



Hal tersebut menunjukkan kedudukan atau derajat seseorang di masyarakat. Kita bisa melihat kedudukan seseorang di masyarakat hanya dengan melihat bangunan rumah adat yang dimilikinya pada zaman dahulu.



Pengunjung juga bisa melihat hiasan rumah seperti renda untuk mempercantik atap yang berbentuk segitiga-segitiga. Ornamen tersebut diadopsi dari rumah adat Kalimantan, artinya bangsawan pemilik rumah tersebut mempunyai saudara dari suku di Kalimantan.



Menurut adat istiadatnya, hanya tamu laki-laki yang bisa diterima di teras. Sedangkan tamu perempuan langsung masuk ke bagian tengah rumah atau bahkan langsung ke dapur. Sedangkan tamu laki-laki tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah, melainkan hanya di bagian teras.



Sedangkan ruang utama merupakan pusat keluarga si empunya rumah untuk beraktivitas. Pengunjung bisa melihat ciri khas rumah panggung yang tidak memiliki sekat kamar. Ruangan ini juga sebagai tempat tidur bersama seluruh keluarga. (*)

Tags: #ecns2007, #estudisprecolombins, #grupoalvorada


Komentar