Sembahyang Rebut Bisa Jadi Kegiatan Wisata

Artikel dan Berita Tentang Belitung
Add to bookmarkAdded
Belitung Article #131
 
   3/09/2015
Location: VIEW 6076 LIKE 929
KELENTENG Hok Tek Che di kawasan Pasar Tanjungpandan ramai dikunjungi masyarakat Tionghoa, Jumat (28/8) malam untuk mengikuti ritual sembahyang rebut. Ritual ini digelar setiap tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Ritual ini juga menarik masyarakat sekitar dan wisatawan.



Ritual ini dimulai Jumat sore dengan membuka selubung pada wajah replika Thai Se Ya (simbol sang raja alam akhirat atau penguasa alam akhirat). Patung Thai Se Ya yang berukuran besar dan tinggi. Dominasi warna merah dan wajah berwarna biru tua terlihat pada patung ini.



Sesajian dari warga Tionghoa berupa buah-buahan, kue serta babi panggang terletak di depan patung ini. Replika perahu berukuran cukup besar juga menghiasi bagian halaman kelenteng lainnya. Di depan replika perahu ini juga terdapat altar kecil untuk berdoa.



Rak berukuran besar juga disiapkan untuk menyusun sumbangan warga berupa bahan makanan dan buah-buahan. Sumbangan ini ditempatkan dalam wadah berupa karung anyaman yang sering disebut dengan nama karung sumpit. Atraksi barongsai meramaikan suasana pada malam harinya.



Ritual sembahyang rebut diakhiri dengan proses pembakaran replika Thai Se Ja serta replika perahu dan lainnya mulai pukul 00.00 WIB. Proses ini dilakukan di lokasi sekitar Pelabuhan Tanjungpandan. Sumbangan sembako kepada warga kurang mampu sekitar tiga atau empat hari setelah sembahyang rebut.



Sembayang rebut yang dilakukan masyarakat Tionghoa merupakan salah satu kegiatan yang berpotensi untuk dijadikan wisata. Namun kegiatan ini harus dikemas lebih baik lagi agar bisa menjadi kegiatan pariwisata. Penyelenggara kegiatan secara aktif menginformasikan kepada biro perjalanan wisata dan pemandu wisata.



Wisata merupakan sebuah kegiatan dimana wisatawan datang ke suatu tempat untuk menyaksikan daya tarik wisata. Berbicara daya tarik wisata berarti berbicara tentang sebuah sajian bagi wisatawan, baik yang alami maupun buatan. Keduanya harus saling melengkapi.



Salah satu contoh daya tarik wisata adalah tradisi budaya. Belitong memiliki tradisi budaya yang sangat kaya dan menjadi potensi wisata yang belum tergarap dengan maksimal. Tionghua, Jawa, Madura, Batak, Padang, Bugis, Sunda dan Bali adalah beberapa contoh budaya yang ada di Pulau Belitung.



Keragaman yang dimiliki Belitung ini merupakan aset pariwisata sebagai destinasi wisata. Berbagai kegiatan dari suku maupun etnis yang ada bisa dikemas dan disajikan bagi wisatawan. Namun hingga saat ini belum ada kegiatan yang terkemas dengan baik. (*)

Tags: #ecns2007, #estudisprecolombins, #grupoalvorada


Komentar